Seharusnya aku menyadari sejak awal, tentang apa yang ku inginkan. Sejak SD aku suka sekali membaca fiksi, saat SMP pun buku fiksi di perpustakaan sekolah habis sudah ku lalap dalam waktu kurang dari 2 tahun, padahal masing-masing angkatan telah diberi jadwal peminjaman. Yach.. mungkin karena buku yang tersedia masih dalam hitungan jari meski dalam seminggu aku telah membacanya 4-6 buku. Belum lagi saat aku mulai belajar membuat puisi, mengkoleksi puisi mulai dari Chairil Anwar, Amir Hamzah, Hamka, Ali Hasjmi de el el, dalam sebuah diary kecil yang sangat kecil sekali,,, yang helai demi helainya berisi puisi.
Awal SMA....??
Tak beda jauh, mulai membuat cerpen yang benar-benar kacau balau hingga mengkoleksi buku fiksi baik novel, cerita cantik, tenlit, ataupun majalah Skala.
Dulu setiap membaca buku fiksi selalu saja dimarahi oleh orang tua, karena bila begitu buku pelajaran telah ku tinggalkan. Hufftz........ hingga akhirnya saat SMP aku pun membaca dengan cara diam-diam, SMA pun semua novel ku taruh di tumpukan buku pelajaran, hanya karena aku takut dimarahi.
Saat kuliah...??
Awalnya aku mulai mencoba membuat cerpen yang beberapa telah ku posting di blog ini, anggaran untuk buku fiksi pun semakin menanjak naik hingga teman-teman semua bilang itu adalah pemborosan. Menginjak semester 6 ini, aku semakin goyah untuk melanjutkan kuliah, ah... tidaakkk..... aku tak ingin mengecewakan orang tuaku yang tlah bersusah payah untuk ku selama ini. Dalam dunia pendidikan, aku sungguh tak tertarik bahkan hingga saat ini. Aku mengambil jurusan ini karena arahan dari orang tuaku, yang pada saat itu aku masih bingung hendak mengambil apa.
Aku ingin sekali belajar menulis, menyadari semua tulisanku masih kacau balau, tapi dimana..??
Setiap ada pelatihan menulis itu selalu di Jakarta, mengikuti UKM di campuz aku tak tahan, tugas kuliah begitu menggunung, dan aku rentan sakit. Aku tak tahu harus bagaimana???
Di tempat kuliah yang semakin lama semakin serba rumit, terkadang membuatku ingin berhenti melangkah. Namun, lagi-lagi aku teringat akan orang tuaku, tak ingin aku mengecewakan mereka.
Aaah... sudahlah...
Tak ada guna juga untuk menyesali semuanya...
Aku pasti bisa menjalani ini semua.......
Kuliah tetap maju, cita-cita pun tetap melaju...
Meski ntah berhasilkah mimpi ini...??
Aku hanya ingin yang terbaik untuk diriku dan kedua orang tuaku...
Ya Allah........
Bantu aku untuk menjalani semua ini.............